Welcome to Erlangga's blog

Terimakasih telah mengunjungi blog ini...
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda..
  SELAMAT MEMBACA...
Powered By Blogger

Erlangga's Blog

Senin, 03 Mei 2010

Memahami dan Menghayati Arti Nurani

“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang megotorinya” (Q.S Syams 7-10)

Saudara-saudariku, apa kabar kalian semua ? Semoga Allah tetap melindungi kita hingga akhir nanti.

Izinkan saudaramu yang lemah ini menuliskan sedikit tentang kita semua.

Saudara-saudariku, apa jadinya jika hidup hanya diisi kerja dan kerja ? Pada kenyataannya memang belum ada manusia yang mampu melakukannya, bahkan lebih jauh lagi belum pernah ada sebuah bangsa yang sanggup melakukan itu. Karena walaupun kita sombong untuk terus menerus bekerja tetapi, ada sebuah kerendahan dimana kita akhirnya harus berhenti sejenak. Berhenti sejenak dari rutinitas dan menjedanya dengan zikir dan shalat, kegiatan yang tidak akrab dengan paham materialisme dan hedonism, walaupun akhirnya banyak orang yang akhirnya tetap berhenti sejenak dengan mengedepankan paham-paham tersebut. Berhenti sejenak dengan bersenang-senang dan melupakan hakikat diri mereka sebagai manusia. Bahkan, ada yang ngotot terus bekerja demi mencari harta. Selebihnya adalah slogan tentang kerja tiada henti dan revolusi yang tak kunjung selesai. Atau kerja keras yang menyebabkan mereka berhak hidup dengan modal sekecil-kecilnya menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya, yang juga menyebabkan mereka semua tampil menguasai dunia. Padahal, buku tak harus selalu ditulis. Pensil dan pulpen pun tidak harus selalu menulis.

Ajaib, banyak juga orang yang mengalir mengikuti arus begitu saja bagai dihanyutkan banjir atau bergerak otomatis bagai mesin, tanpa merasa perlu “berhenti sejenak” untuk merenungkan “visi dan misi” hidupnya. Lihatlah di mall-mall, tempat-tempat wisata, pusat-pusat bisnis. Ada sebuah keluarga dengan profil ekonomi mapan, bukan hanya pada mereka tak tampak guratan “keimanan”, melainkan juga tak terusik oleh masalah-masalah yang menghimpit ummat atau penderitaan dan ancaman yang mengepung mereka. Ternyata ini bukan monopoli kelas borju bangsa ini saja, yang waisya, sudra dan paria pun tak lepas dari virus “la mubalah” (tak peduli/ cuek).

Saudara/iku bukan saya sok bijaksana dan sok suci tapi dengan segala kerendahan hati yang saya miliki izinkan saya kembali untuk mengajak kalian berhenti sejenak kemudian hayati penciptaan kita, siapa diri kita. Kemudian mari bersama mencoba memahami sesuatu yang ada pada diri kita, yaitu nurani.

Nurani adalah sebuah sifat ruhaniah yang mengajak manusia agar berpikir dan berperilaku yang baik dan membantunya berpikir lurus dan mengatakan yang mana yang benar dan yang mana yang salah.

Salah satu aspek terpenting dari nurani adalah bahwa dia ada dalam diri semua orang. Dengan kata lain, apa yang dirasa benar oleh nurani seseorang sebenarnya dirasa benar juga oleh orang lain asalkan berlaku kondisi dan situasi yang sama. Nurani seseorang pada hakikatnya tidak pernah berbeda dengan nurani orang lain. Alasan utamanya karena sebenarnya terletak pada sumber nurani itu sendiri; dia adalah ilham dari Allah. Melalui nurani, Allah membiarkan kita tahu sikap dan perilaku terbaik dan paling indah yang akan menyenangkannya agar kita ambil

Dari ayat awal yang tadi saya sebutkan, Allah menyatakan bahwa Dia telah mengilhamkan kepada nafs (diri) dengan fujur (perbuatan dosa) atau dengan takwa (taat kepada Allah).

Nurani ini jualah yang menjadikan manusia dari perbuatan buruk dan menunjukkan manusia pada jalan yang benar.

Hal pertama yang akan dilakukan oleh seseorang yang mau mendengar nuraninya adalah mencari jawaban dan menjelajahi hal-hal yang terlihat di sekelilingnya. Seseorang yang telah mengembangkan kepekaan-kepekaan berpikirnya akan dengan mudah terlihat bahwa dia tinggal di sebuah dunia yang tercipta tanpa cacat. Yang ada di tengah-tengah alam semesta yang sempurna.

Mari kita renungkan sejenak lingkungan dan kondisi-kondisi dimana kita tinggal. Kita tinggal di sebuah dunia yang dirancang dan didisain dengan halus dengan segala rincian yang mungkin. Bahkan sistem-sistem di dalam tubuh manusia saja begitu banyak kesempurnannya

Sambil membaca ini, jantung kita berdetak secara konstan tanpa henti, kulit kita melakukan peremajaan / penuaan sendiri, paru-paru kita mengalirkan udara yang kita hirup, hati kita membersihkan racun-racun yang tidak berguna bagi tubuh, kemudian jutaan protein disintesiskan ke dalam sel-sel anda setiap detik dalam menjaga keberlangsungan hidup. Manusia tidak menyadari adanya ribuan kegiatan yang berlangsung di dalam dirinya, bahkan tidak sadar atau bahkan tidak tahu bagamaina aktivitas-aktivitas tersebut berlangsung.

Dan jauh di atas sana ada matahari, jutaan kilometer jaraknya dari planet kita yang terus menerus melakukan reaksi fusi dengan menghasilkan suhu di atas 6.0000C dan memancarkannya dalam bentuk cahaya, panas dan energi. Yang kita, tumbuhan dan hewan butuhkan, tanaman menangkap energi tersebut untuk membantu melakukan reaksi-reaksi kimia seperti reaksi terang yang berlangsung di grana dan melanjutkannya ke reaksi gelap di stoma dan menghasilkan glukosa. Glukosa dari tumbuhan dikonsumsi hewan dan dicerna sehingga mampu menghasilkan energi dalam bentuk ATP (Adenosit Tri Pospat) yang digunakannya untuk beraktifitas.

Manusia mengonsumsi hewan maupun tumbuhan dan mensintesa energi yang terdapat di dalamnya guna memberikan konsumsi jutaan sel yang menopang sistem organ pada tubuh manusia.

Sungguh banyak fakta-fakta penciptaan yang dapat kita lihat, kita rasakan dan kita amati. Semuanya berpulang kepada kita sendiri, apakah kita akan mengikuti nurani kita atau memungkirinya. Hanya ada dua alternatif yang dapat kita pilih untuk menyikapi fakta-fakta penciptaan di atas. Pertama kita akan mengikut paham darwinisme yang beranggapan bahwa semua itu muncul secara kebetulan dan keluar dari hukum penciptaan, intinya kita tidak percaya bahwa sesungguhnya ada Dzat yang menciptakan itu semua.

Alternatif kedua mengatakan kepada kita bahwa segala hal yang kita lihat diciptakan oleh seorang pencipta yang memiliki kebijaksanaaan dan kekuatan yang ulung diatas segala-galanya. Bahkan tak ada sesuatupun yang mungkin terjadi secara kebetulan dan bahwa semua sistem yang ada di sekeliling kita dirancang dan didisain oleh seorang pencipta. Sang pencipta ini tiada lain adalah Allah SWT.

Seorang Zoologist berkebangsaan Inggris bernama D.M.S Watson mengatakan “jika demikian halnya, maka akan sejajar dengan teori evolusi itu sendiri, sebuah teori diterima secara universal bukan karena dapat dibuktikan kebenarannya secara logis dengan bukti yang koheren namun karena memang hanya itulah satu-satunya alternatif” (D.M.S Watson (1929) Adaptation nature : hal. 231-4)

Setelah tampak kepada kita fakta-fakta, kebenaran, bukti-bukti yang kuat, haruskah kita pungkiri kebenaran, haruskah kita dustakan nurani ini ?

“dan mereka meningkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan” (AnNaml:14).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar